"Tidaklah Panglima itu diberikan gelar, kecui karena ia berani. Dan tidaklah pemimpin itu diberikan kepercayaan kecuali karena ia disegani"
_Pesan Emak_
Catatan: curhatan, saran, kritikan atas amanah kemelayuan yang diemban oleh Muhammad Rudi.
Teruntuk khusus :
- Presiden DMDI Indonesia Tuan Yang Terutama (TYT) Tun Seri Setia Dr. H. Moch Ali Bin Mohd Rustam
- Ketua Umum DMDI Indonesia, Datok Said Aldi Al Idrus, dan umum:
- Ketua Lembaga Adat Melayu Kepri
- Seluruh Ketua Lembaga Adat Melayu Kabupaten/kota di Kepri
E-Blog| Aksi bela Melayu untuk masyarakat Rempang, Batam, lagi digaungkan pada Senin, 11 September 2023 di Gedung BP Batam.
Dilatarbelakangi oleh upaya penggusuran dan relokasi warga Rempang yang terdiri dari 16 wilayah perkampung oleh BP Batam untuk diserahkan kepada pihak asing yakni perusahan Xinyi yang dikembangkan perencanaannya oleh PT. MEG, menuai berbagai tuntutan yang disampaikan oleh masyarakat Melayu Rempang.
Hal ini pula yang kemudian memunculkan nenrgaai aksi dari warga Rempang, Galang dan sekitarnya di Kepri. Mulai dari dialog, aksi damai jilid 1, pertahanan pintu masuk dan titik pemasangan patok lahan yang berakhir bentrok hebat hingga menimbulkan banyak korban, termasuk anak-anak. Dan terakhir, aksi unjuk rasa yang dilaksanakan kemarin pagi dideoan kantor BP Batam.
Ribuan masyarkat Rempang, bersatu padu dengan masyarakat suku Melayu daerah Kepri bahkan hingga diluar Kepri seperti Riau dan Kalimantan, berbondong-bondong datang kekantor BP Batam untuk menyuarakan penolakan terhadap relokasi warga Rempang.
Selain itu, aksi yang kemudian ricuh ini memukul mundur aparat kemanan, kaca dan pagar gedung BP Batam hancur, didorong juga oleh rasa kekecewaan dan marahnya masyarkat Melayu atas tindakan represif oleh aparat pada saat peristiwa "Kamis Mengangis" di Rempang yang terjadi pada Kamis, 7 September 2023 yang lalu.
Menyoroti persoalan ini, saya sangat menyayangkan sikap dan tindakan Rudi selaku walikota Batam dan sekaligu kepala BP Batam yang tidak pro terhadap bangsa Melayu Rempang.
Perlu diketahui bersama, Muhammad Rudi yang tersemat gelar Haji ini, pada 25 Juli 2023 yang lalu dikukuhkan sebagai Ketua Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Provinsi Kepulauan Riau masa khidmat 2023-2026.
Rudi yang bergelar Dato' Setia Amanah, cukup menunjukkan ia bagian dari pada bangsa Melayu. Dan Huruf "H" didepan namanya sebagai simbol dari Haji, cukup menunjukkan bahwa ia seorang muslim.
Namun menurut hemat pandangan saya, kejadian kekerasan yang terjadi Kamis Minggu lalu, intimidasi dan intervensi terhadap masyarakat rempang, banyaknya timbul korban akibat dari tindakan aparat, kebijakan-kebijakan Rudi serta menetapkan penggusuran dan relokasi Rempang demi kepuasan kepentingannya dan para cukong dari asing, bagi saya tidak sejalan dengan gelar dan jabatan yang oa emban saat ini.
Saya bertanya-tanya dalam hati, bagaimana kira-kira perasaan dan pikiran Presiden DMDI, Tuan Yang Terutama Tun Seri Setia, Moch Ali Bin Mohd Rustam yang saat itu melantik Rudi sebagai ketua umum DMDI Kepri, melihat kepedihan dan tangis warga Rempang disebabkan oleh Rudi.
Lagi-lagi Rudi plin plan dan tidak konsisten, dalam sebutannya waktu itu, Rudi menyampaikan untuk DMDI ikut berperan dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial masyarakat.
Namun nyatanya, kepentingan pusat, kepentingan dirinya dan kepentingan para cukong, membuat Rudi lupa akan janji dan sumpah terhadap dirinya dan terhadap Tuhannya sendiri.
Presiden DMDI Tuan Yang Terutama (TYT) Tun Seri Setia Dr. H. Moch Ali Bin Mohd Rustam dan Datok Said Aldi Al Idrus, ketua umum DMDI Indonesia harusnya mempertimbangkan sikap dan tindakan merugikan warga (bangsa Melayu) yang dilakukan oleh Rudi tersebut.
Melalui pesan singkat ini, diharapkan seluruh lembaga-lembaga yang menganut dan memegang serta menjunjung tinggi nilai bangsa Melayu yang tergabung didalam organisasi daerah maupun nasional, baik pemerintahan maupun swadaya masyarakat, terutama DMDI Indonesia san Lembaga Adat Melayu Sekepri untuk bersama-sama memusaywarahkan kedudukan Rudi saat ini sebagai ketua umum DMDI Kepri yang tidak sesuai dengan nilai-nilai leluhur bangsa Melayu.
Sebagai masyarakat, sangat disarankan agar Rudi tidak lagi menjabat sebagai ketua Dunia Melayu Duni Islam (DMDI) Kepri dan menghapus gelar Dato' Setia Amanah yang ia emban.
Sebagai anak Melayu Pulau Abang, Galang,Batam, merasa malu dengan suku bangsa lain di Indonesia atas sikap Rudi yang tidak berprikebangsaan melayu terhadap warganya sendiri yang sama-sama bersuku bangsa Melayu.
Dan sebagai warga negara Indonesia, menyesalkan atas tindakan serta keputusan Rudi sebagai pemimpin daerah yang tidak berpihak kepada masyarakatnya.
Sudahkah kebijakan Rudi, Sikap dan Tindakan Rudi serta kepemimpinan Rudi menerapkan nilai-nilai leluhur Melayu?
Sadaelah Wahai Tuan, bahwa setiap jabatan dan kedudukan serta gelar yang engkau emban sebagai manaj dari rakyat dan umat hari ini, akan engkau pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Cepat ataupun lambat, kedzoliman akan segera musnah. Tuhan sangat mengerti bagaimana cara menunjukkan kekuasaan-Nya untuk mempermalukan pemimpin yang dzolim dimuka bumi ini dihadapan rakyatnya sendiri.
Fir'aun, namrud, qorun cukup sebagai bukti dan pengingat diri bahwa begitu mudahnya harta benda dan kedudukan serta kekuasaan lenyap dalam seketika bahkan saat sedang tidur.
Biarlah angin yang menjawab, karena angin juga yang menjadi saksi.
Melayu Memang Takkan Hilang Di Bumi, Jika Yang Mengaku Anak Melayu, yang bergelar bangsawan Melayu, memikul gelar kebangsaan melayu Tau bagaimana Cara Menghormati dan menghargai Nilai-Nilai Bangsa Melayu.
Pendawai: Dion