"Usah Beengan Sangatlah Nek Jedik Pemimpin Hebat, Kalau Nenge Suak Masyarakatpon Segen"
_Pesan Emak_
Catatan: bual-bual yang banyak dianggap tak berfaedah, justru kini menjadi penyelesaian masalah. Maka dari itu, sayapun mau bual-bual juga. Mumpung kopi masih panas dan lempeng sagu Baru siap diangkat dari kuali.
E-Blog| Pasca aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di Kantor BP Batam 11 September 2023 kemarin, sebanyak 43 orang ditahan pihak kepolisian atas tuduhan sebagai provokator.
Polemik Rempang yang berkepanjangan dan beruntun aksi ini, pada saat aksi terakhir dilaksanakan belum mendapatkan titik jalan terang sebagai solusi tepat antara warga dan BP Batam yakni untuk tidak direlokasi dari pulau Rempang.
Jika kita lihat kebelakang, antara beberapa pihak terus saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.
Rudi sebagai kepala BP Batam dan juga Wali Kota Batam menyampaikan bahwa kesepakatan atas tanah Rempang yang dipergunakan untuk perencanaan investasi merupakan hasil kebijakan pemimpin sebelumnya yakni Nyat Kadir selaku Wali Kota Batam dan beberapa pihak penting lainnya.
Disisi lain, Rudi membenarkan bahwa dilanjutkannya pembangunan industri Rempang ini yang sempat terdiam selama kurang lebih 19 tahun, kini kembali dilanjutkan atas izinnya.
Selain itu didapati pula jawaban lainnya yang disampaikan Rudi bahwa ia selalu Kepala BP Batam hanya melaksanakan perintah dari pemerintah pusat.
Melalui presiden, menteri perekonomian, menteri investasi serta pihak lainnya yang terlibat, proyek Mega ini akan tetap dilaksanakan termasuk relokasi yang harus sudah terlaksana dalam waktu dekat.
Terkahir Presiden Jokowi justru mengatakan bahwa konflik Rempang terjadi akibat komunikasi yang kurang baik.
Sistem apa yang sesang dibangun pemerintah Indonesia?
Sudah beberapa kali terjadi ketegangan dimasyarakat Rempang. Mulai dari penolakan yang disampaikan melalui forum warga, aksi jilid 1, bentrok pemasangan patok lahan hingga aksi jilid 2 yang dkemrin dilaksanakan oleh gabungan masyarakat suku Melayu dari berbagai daerah.
Sikap yang ditunjukkan oleh masyarkat pada prinsipnya bukanlah suatu bentuk perlawanan. Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki masyarakat Rempang, berbagai akses diupayakan untuk meminta pemerintah dan terutama BP Batam membatalkan rencana relokasi tersebut.
Dari beberapa peristiwa yang terjadi, terindikasi adanya upaya adu domba antar masyarakat Rempang dengan beberapa pihak. Namun demikian, BP Batam akan tetap melaksanakan perintah pemerintah pusat dan atas desakan perusahaan asing yang akan masuk ke Rempang untuk segera memindahkan warga Rempang.
Ditengah-tengah suasana yang masih memanas, Taba Iskandar muncul dihadapan publik dengan menyertakan keterangam dan memberikan penjelasan terkait MoU yang terjadi pada tahun 2004 yang lalu.
Cukup rinci, Taba Iskanda memaparkan bagaimana dan seperti apa pelaksanan MoU yang dulu disepakati untuk Rempang. Taba Iskandar dengan tegas mengatakan dirinya menolak adanya relokasi warga Rempang.
Sekali lagi, sejak awal konflik ini muncul, beberapa pihak terus saling menyalahkan pihak yang lainnya. Ada yang kontra ada pula yang pro terhadap relokasi Rempang ini.
Taba muncul disaat bentrok besar dalam aksi jilid 2 kemarin. Tidak sedikit warga yang menyesali atas sikap Taba tersebut. Mengapa Taba Iskandar maupun pihak lainnya yang terlibat dalam MoU 2004 tidak hadir saat permasalahan ini masih dingin?
Walaupun kini sudah banyak masyakaat yang mulai sudah tercerahkan atas penjelasan Taba Iskandar. Tak heran jika kondisi ini akhirnya kemudian dimanfaatkan untuk menggiring Masyarakat.
Hingga hari ini, pembicaraan tentang kemunculan Taba terus dibicarakan. Tak pikir dikedai kopi, dirumah, diforum diskusi hingga ramai dibicarakan diberbagai media sosial.
Ada yang mengatakan Taba Iskandar pemberani karena telah muncul dihadapan publik untuk memberikan penjelasan, ada pula yang mengatakan Taba Iskandar muncul sebab terus tersudutkan sehingga harus menyatakan pembelaan.
Sementara itu ada pula yang cukup disayangkan yakni diamnya Taba beberapa waktu belakangan ini. Jika Taba maupun pihak yang bertanggungjawab terhadap MoU pada tahun 2004 hadir disaat situasi bel memanas, mungkin saja tidak terjadi aksi-aksi pertahanan dari warga yang belakangan ini terjadi yang kemudian menyebabkan banyak kerugian dan timbul korban.
Banyak dugaan pertanyaan yang kemudian muncul, apakah Taba Iskandar muncul sebagai penengah? Apakah Taba Iskandar muncul sebagai pembelaan diri? Atau Taba Iskandar muncul untuk pengalihan isu? Atau menunjukkan peran? Menampakkan kepedulian? Merasa bertanggungjawab atas konflik tersebut?
Apapun itu, harapannya mendapatkan jalan terbaik untuk masyarakat Rempang. Tanpa penindasan, tanpa intimidasi, tanpa intervensi dan tanpa pemaksanaan.
Mengedepankan pembangunan daerah dengan mendahulukan hak-hak masyarakat sebagai warga negara Indonesia yang beradat dan berbudaya, atas hak keadilan dan hak kesejahteraan untuk kemakmuran masyarakat Rempang.
Bual-bualnye sampai sini dulu. Lempeng dah habes.
Pendawai: Dion