Tanjungpinang|ini bentuk Analisa liar dari maswarkop warga Tanjungpinang terkait adanya pemberitaan dugaan asusila yang dilakukan oleh Wako Rahma.
#maswarkop
Pembuka kata :
"Bagi seorang manusia, seburuk-buruknya kematian adalah mati dalam keadaan tidak berfikir"
_Pesan Emak_
Sedikit pengantar dulu way:
Berawal dari adanya pemberitaan dugaan oknum kepala daerah disalah satu wilayah diprovinsi kepri yang melakukan perbuatan asusila.sejak munculnya pemberitaan dimedia online Data Kepri.com kemarin yang diberitakan pada tanggal 29 Juli 2021 menjadi isu hangat dilingkungan masyarakat. Saling bertanya dan berpendapat mengenai kebanaran isu tersebut.
Berita ini berlanjut dengan adanya dukungan moril komentar dari salah seorang ustad yang dipost oleh metrobatam.com pada tanggal 31 Juli 2021 dengan mengatakan bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar. Pada berita kedua ini, sebagian masyarakat telah terhasut oleh isu yang sebelumnya dengan mengatakan bahwa ini berarti benar ada kepala daerah yang berbuat mesum.
Tidak hanya sampai disitu saja, berita selanjutnya yang dipost oleh ulasan.co pada tanggal yang sama yakni 31 Juli 2021 dengan judul rilis Wako Rahma ngacir saat ditanya mengenai isu slandal kepala daerah. Didalam berita tersebut menampakkan salah satu yang diduga pelaku asusila itu yakni gambar seorang perempuan. Namun gambar laki-laki disebelah perempuan tersebut tetap diblurkan kali ini tidak berwarna kuning lagi alias hanya blur efek.
Jika dilihat sekilas, begitu jelas tampak wajah yang dimirip-miripkan dengan wako Tanjungpinang.
Maka berita ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan. Bukan saja dari isinya, namun kita ulik dari gambarnya terlebih dahulu.
Awal pemberitaan, didalam berita tersebut tampak sebuah gambar yang wajahnya diblurkan (dicoret) warna kuning hingga tidak ketebak siapa gerangan disebalik coretan itu. Yang tersisa dari gambar hanyalah sedikit lengan halus dari orang yang diduga adalah kepala daerah tersebut, dengan ciri-cirinya lengan seorang perempuan.
Kemudian berita selanjutnya, mulai menampakkan wajah salah seorang dari kedua yang diduga pelaku mesum itu yakni wajah seorang perempuan,sedang yang laki-laki masih diblurkan.
Sudah temukan keanehan sampai disini? Jika belum mari simak baik-baik alurnya agar tidak gagal paham.
Sebelumnya ingin kami sampaikan bahwa, dengan adanya berita-berita, masyarakat harusnya menjadi cerdas, berilmu dan berwawasan. Menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui kemudian menjadi tahu secara benar dan tepat.artinya pemberitaan tidak bertujuan untuk menyebarkan hoaks, kebencian, hasutan, dan hal negatif lainnya.
Mari kita perhatikan kerangka dibawah ini yang menurut kami isi berita serta gambarnya telah berevolusi secara perlahan dan disengaja.
|
Gambar diatas merupakan potongan Berita awal yang menghebohkan warga kota Tanjungpinang. Masyarakat smulai sbuk saling mempertanyakan kebenaran berita tersebut. Saling menebak siapa gerangan disebalik coretan kuning pada gambar itu. Lalu berita selanjutnya muncul :
Berita kedua ini dengan melibatkan komentar dari seorang ustad, menjadi salah satu pendorong moril bahwa benar ada oknum kepala daerah yang melakukan perbuatan asusila tersebut. Namun pada komentar kali ini, kita dapat menganggap itu hal biasa dan lumrah sebagai seorang tokoh agama memberikan pandangan terkait perbuatan yang salah. Kemudian Tidak sampai disitu saja, muncul lagi berita berikutnya yang lebih dasyat lagi :
Dengan tiba-tiba, nama Wako Tanjungpinang Hj Rahma muncul didalam dugaan skandal ini. Beralasan karena salah satu cuitan di Facebook yang menyebutkan nama tersebut.tidak tanggung-tanggung, wajah perempuan tersebut langsung ditampakkan,sedang yang laki-lakinya masih diblur efek. Dari sini, masyarakat mulai ikut terbawa arus pemberitaan yang mengatakan bahwa dugaan gambar itu adalah mirip Rahma. Terus dan terus berlanjut berita-berita yang seakan akan berusaha untuk menyakinkan masyarakat bahwa Hj Rahma adalah pelaku asusila sebagaimana yang diberitakan:
Sampai disini sudah terbaca kejanggalan beritanya? Jika belum terbaca juga, mari simak dibawah ini dengan teliti. Mungkin analisa liar ini dapat memberikan sedikit pencerahan kepada masyarakat dan kita semua. Pahami baik-baik.
1. 29 Juli 2021, berita dugaan asusila oleh kepala daerah muncul dipublik dengan sebuah gambar yang wajah keduanya dicoret warna kuning. Terkait berita awal ini,telah kami ulas sedikit kejanggalan yang kami temui pada alurnya melalui blog pribadi kami.
2. 31 Juli 2021, muncul berita yang mengatakan Rahma lari dari pertanyaan media terkait isu tersebut. Pertanyaannya muncul disini, "mengapa yang disoroti adalah Rahma? Mengapa bukan Apri, Rudi,Nizar atau kepala daerah lainnya yang ada ikabupaten/kota di Kepri. Jawaban sementara yang bisa kita berikan adalah, mungkin karena media melihat ada tampak lengan seorang perempuan pada gambar diberita pertama.sehingga mengarahkannya kepada kepala daerah Tanjungpinang. Namun jika itu yang menjadi dasarnya sehingga Rahma menjadi sorotan media, kita bertanya kembali "mengapa gambar pada berita kedua tidak lagi ada coretan blur dikedua orang tersebut dan hanya menampilkan wajah perempuannya saja?". Tentunya pemilik gambarlah yang memiliki mainan ini yang dapat merubah bentuk gambar tersebut dengan rekayasa yang dia inginkan.
Bisa dipahami sampai disini? Mari kita lanjut.
3. Sorotan terhadap dugaan pelaku mesum tersebut kepada Wako Rahma semakin beringas. Media-media mulai meramaikan sosmed warga dari wa,group,FB media lainnya. Pertanyaannya, "mengapa media begitu mudah menyakini bahwa gambar tersebut adalah Wako Rahma? Bukankah media memiliki tanggungjawab ngjawab untuk menganalisa terlebih dahulu isu yang berkeliaran sebelum kemudian dipost kepublik? Bukankah etika tersebut telah diatur didalam ketentuan pers? Selain itu, mengapa pada pemberitaan berikutnya tidak menyebutkan bahwa media dengan sengaja mendatangi aktor yang menjadi orang pertama yang menyebarkan gambar tesebut? Apakah gambar dan berkembangannya isu tersebut hanya berdasarkan culik menculik isi berita dari media lain? Maka sampai ditahap ini, media juga memiliki tanggungjawab terhadap penyebutan nama Wako Rahma didalam berita tersebut.
4. Jika aktor yang menjadi dalang penyebar luasan gambar dan isu tersebut benar-benar menyakini bahwa dugaan kepada Wako Rahma adalah benar, maka harusnya jika dia aktor memiliki etikad yang baik, tujuan yang baik dan atas dasar kepentingan bersama, maka isu ini harusnya menjadi laporan tertulis kepada pihak kepolisian. Bukan malah disebarluaskan.
5. Adanya kabar kembali bahwa pelaku penyebaran gambar tesebut kemudian memasukkan laporannya kepihak berwenang untuk ditindak lanjuti. Janggalnya ialah, laporan itu masuk setelah adanya balasan dari kuasa hukum pemko terhadap isu yang beredar dengan mwngatakan akan melaporkan isu ini kepihak kepolisian. Sehingga dapat kita katakan, saat ini pelaku sedang membutuhkan perlindungan hukum akibat berita yang dia ciptakan sendiinkarena mendapat kecaman dari publik dan pemko Tanjungpinang.
Sampai disini bisa dipahami mengapa berita tersebut berevolusi? Iya, karena berita awal mungkin tidak mendapatkan respon dari pemko.sehingaa merasa kesal dan tidak puas, akhirnya memunculkan berita baru dengan sedikit menampakkan wajah yang dituding itu adalah H Rahma.
Tentunya Wako merasa tersinggung dong dengan namanya yang disebut-sebut oleh media. Hal ini menyebabkan nama baik Wako tercoreng Dimata masyarakat. Namanya masyarakat, pendapat liar sulit untuk kita bendung. Masih menyakini bahwa sesuatu pembertiaan adalah berpotensi benar dan sudah menjadi budaya kita kurang teliti dalam mengkonsumsi berita.
Sehingga kesimpulan dari analisa sementara ini adalah, berita tersebut bukan bertujuan untuk menunjukkan kebenaran kepada masyarakat, namun bertujuan untuk :
1. Menyudutkan Wako Rahma 2. Memburukkan nama Wako Rahma 3. Menjatuhkan Wako Rahma
Salam maswarkop...
|
Dikepulauan Riau, kepala daerah perempuan hanyalah ada di Tanjungpinang yakni Hj Rahma sebagai walikota Tanjungpinang. Tuduhan disini semakin kuat diyakini oleh masyarakat bahwa itu mungkin ibu wali kita. Begitu bahasanya.
Nampaknya pihak penyidik dari kepolisian belum melakukan penyelidikan terkait kebenaran