#maswarkop
Pembuka kata :
"adapun sebaik-baik perilaku ialah bermanfaat bagi orang lain atas kemaslahatan bersama.
salah satu diantaranya yakni berkata jujur"
_Pesan Emak_
berawal dari sebuah berita yang mengganggu maswarkop. Ada dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh oknum kepala daerah yang ada di provinsi kepulauan Riau ini. Dugaan itu disampaikan melalui berita salah satu media online yang disampaikan oleh orang yang tidak mau disebut namanya. sebelum kita menerka-nerka siapa gerangan dibalik gambar yang ditampilkan apda media tersebut, kita akan coba mengulik beberapa point yang maswarkop merasa ganjal jika itu adalah "dugaan".
mari kita simak baik-baik alur beritanya. alangkah lebih baik jika anda sambil membuka beritanya dan disandingkan dengan tulisan ini.lihatlah dan simak.
1. pada kalimat pertama didalam berita tersebut menyebutkan bahwa "hal ini disampaikan oleh salah satu narasumber secara tidak sengaja kami temui yang meminta identitasnya dirahasiakan dan..."
2. kemudian kaliamat "dan" diatas dilanjutkan oleh kalimat kedua yakni "berhasil kami jumpai di salah satu kedai kopi di kota tanjungpinang". pada kaliamat 1 dan 2 diatas ini sudah menjadi pertanyaan pertama yaitu bagaimana mungkin "DITEMUI TANPA SENGAJA namun DITEMUI DIKEDAI KOPI". pada sisi ini aja sudah ada pernyataan yang bertolak belakang.
3. keganjalan muncul kembali pada momentum yang sama disaat "bertemu secara tidak sengaja" namun dengan tiba-tiba memberikan 'bocoran' itu yang katanya menduga? apa iya demikian?
4. kemudian si narasumber memberikan keterangan dengan menyebutkan "hal ini merupakan perbuatan memalukan jika benar dilakukan oleh seorang oknum kepala daerah". ujarnya sambil menunjukkan beberapa foto perbuatan asusila tersebut. merasa ada yang ganjal? mungkin pemikiran kita sama mungkin juga berbeda. namun moment ini dapat dilihat pada pernyataan tersebut. maka timbul pertanyaan berikutnya yakni "disaat sedang menduga, namun narasumber berhasil menunjukkan beberapa foto asusila". artinya, kaliamt itu menyebutkan bahwa ia si narasumber sebenanrya YAKIN namun Menutup Keyakinan. lalu, si narasumber mendapatkannya dari siapa? jika hasil jepretan pribadi, maka sumber adalah orang terdekat. bisa saja. karena bagaimana mungkin orang jauh bisa masuk kedaalam kamar pribadi oknum kepala daerah tersebut? jika orang jauh, tentunya ada orang dekat ayng dengan sengaja mengabadikan moment tersebut.
5. kemudian ada pihak kedua yang turut menajadi nara sumber. namun kali ini namanya disebutkan oleh media yaitu Said Ahmad Syukri atau biasa disapa SAS. dia mengatakan "saya berharap informasi tersebut jangan sampai menajdi polemik besar dikepulauan riau" sedangkan judul dari berita tersebut adalah "Provinsi Kepulauan Riau dihebohkan atas adanya dugaan perbuatan asusiala yang dilakukan oelh salah satu oknum kepala daerah di provinsi Kepulauan Riau". pertanyaannya ialah, "Siapa yang menghebohkan informasi tersebut?" mengapa awak media dengan sengaja menentukan narasumber si SAS tersebut untuk meminta tanggapan?
oke, itu sekilas mengenai kejanggalan-kejanggalan yang maswarkop temui didalam kata perkata dan kaliamt perkalimat yang tertuang didalam berita tersebut.
kita masuk kepada intinya.begini way. tentunya kita semua tidak berharap dugaan itu benar-benar terjadi. namun kita sebagai masyarakat yang telah mengkonsumsi berita tersebut harus mendapatkan kejelasan baik informasi maupun hukumnya secara terbuka.
jika maswarkop sebagai kepala daerah, dimanapun itu yang masih masuk kedalam wilayah provinsi kepulauan riau, maka hal pertama yang timbul dibenak maswarkop adalah "apakah dugaan itu tertuju kepada ku?" karena kata kunci disitu adalah "Oknum kepala daerah". kita mengetahui bersama bahwa di provini kepulauan riau ada 2 kota yakni Kota Tanjungpinang dan Batam dan 5 kabupaten yakni kabupaten bintan, anambas, karimun, lingga, dan natuna. total ada 7 kabupaten/kota. artinya ada salah 1 dari 7 orang kepala daerah yang menjadi sasaran dugaan perbuatan asusila tersebut.
nah pada momen ini, hal yang wajar rasanya jika masing-masing keala daerah di provinsi kepulauan riau merasa risau tertuduh atau menjadi terduga. sehingga wajar pula jika 7 kepala daerah ini mempertanyakan siapa yang dimaksud oleh narasumber tersebut? tentunya masyarakat secara tidak sadar hari ini telah berandai-andai dan menduga-duga "apakah mungkin itu kepala daerah wilayah aku ya?"
untuk mengetahui kebenarannya, agar tidak berlarut berita dugaan asusila tersebut dimasyarakat sehingga salah dikonsumsi, salah tuduhan sana sini, salah dugaan sana sini, maka langkah terbaiknya ialah pihak kepolisian segera bergerak untuk melakukan penyelidikan berita dugaan tersebut. agar tidak terjadi hoaks dimasyarakat.
ataupun langkah lain yang dapat diambil ialah,setiap kepala daerah di provinsi kepulauan riau ini memiliki hak untuk meminta keterangan kepada setiap narasumber yang telah memberikan keterangan dugaan tersebut. demi bertabayun secara benar tanpa tuduh menuduh.
jika benar itu hoaks, dapat segera ditindak lanjuti sesuai hukum agar masyarakat tetap tenang. namun jika sebaliknya, kami memohon kerjasama kepada pihak kepolisian dan pihak berwenang lainnya untuk menegakkan hukum setegak-tegaknya.
tentunya pihak kepolisian memahami dengan pasti langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengungkapkan isi dugaan tersebut.
tujuan tulisan ini untuk membuka pikiran kita semua agar tidak menerima informasi secara mentah-mentah, membaca secara mentah-mentah, dan mengkonsumsi informasi secara mentah-mentah. apapun bentuk beritanya, siapapun orangnya, dan apapun medianya. cerdas, cerdik dan cermat itu yang terpenting.
sekianlah bebualnya..